Ohhh, Guruku tersayang

Kisah nyata ini aku alami kira-kira pada tahun 1996 yang lalu, ketika aku masih kelas 1 SMU yang tergolong favorit di kota K yang menjadi tempat tinggal baruku (karena aku SMP di kota P) tentu saja sebagai murid danwarga baru di kota dan sekolahan itu aku belum mempunyai banyak teman (mungkin karena aku yang pendiam kali ya) jadi aku selalu menyendiri, baik di sekolah atau di tempat kostku. Jadi bagiku sekolah itu, datang, masuk, dan pulang, selesai. Padahal walau kulitku hitam (tapi manis bo he..he..he..) banyak juga loh cewek yang ingin dekat dan kenalan, tapi entah mengapa mulai dulu aku kok tidak pernah tertarik pada yang namanya cewek.

Sampai suatu hari aku ada pelajaran fisika, mata pelajaran yang paling kubenci (karena bodoh kali ya he..he..he..), tapi kali ini aku kok jadi semangat sekali, apa sebab? aku sendiri tidak tahu, mungkin karena gurunya baru kali ya, karena guru fisika yang dulu Pak Rachmat sudah pindah. Agak lama aku dan teman-teman menunggu kedatangan sang guru baru. Kira-kira 30 menit kami menanti akhirnya pintu kelas di buka, betapa kagetnya aku, kulihat guru baru, guru fisika yang tampak macho dan keren apalagisaat kulihat tangannya yang banyak ditumbuhi bulu-bulu yang agak lebat, serta kumis tipis yang menghiasi bibirnya. Wow.. begitu menggoda pikirku, spontan saja angan fantasiku melayang kemana-kamana diiringi desiran darahku yang agak panas.

"Anak-anak, perkenalkan nama saya Pak Syamsudin," dia mulai memperkenalkan dirinya, selanjutnya aku tidak mampu mendengar kata-katanya lagi karena aku terpesona oleh ketampanan guru itu terutama bibirnya yang begitu merah, begitu tipis, dengan dagu yang begitu indah karena jenggotnya yangselalu dicukur sehingga dagunya tampak kebiru-biruan. Oh, betapa nikmatnya kalau bibir itu kukecup dan kukulum. Jadi kalau pelajaran fisika akuselalu semangat, karena aku bisa melihat ketampanan Pak Syam yang selalu hadir dalam khayalan dan mimpi-mimpiku dan membuatku kurang konsentrasi pada palajaran yang diterangkannya. Jadi kalau aku ulangan nilai fisikaku pasti dapat merah, sampai-sampai ujian pun nilainya merah pula. Akhirnya suatu hari aku dapat panggilan dari Pak Syam yang macho dan tampanitu. Padahal aku sudah siap-siap pulang. Gembira, takut, bahagia, gematar berbaur menjadi satu waktu itu. Akhirnya kulangkahkan juga kakikudengan deg-deg pas ke ruang kantor.

"Silakan duduk!" katanya dengan agak berwibawa.
"Ada apa Pak?" jawabku.
"Kamu tahu tidak, berapa nilai fisikamu," lanjutnya.
"Tidak tahu Pak," sambungku sekenanya.
"Tidak tahu gimana, ini lihat hasil ujianmu kemarin," katanya lagi sambil menyodorkan kertas hasil ujianku.
Entah sengaja atau tidak tanganku menyenggol tangannya, karuan saja gairahku langsung datang. Tapi anehnya dia menatapku dengan tatapan penuh arti, tapi aku hanya bisa menundukkan kepala saja. Dengan sangat perlahan dan lembut sekali dia menggenggam tanganku dan terus bergerak ke atas, terus, terus, sampai tangan itu menyentuh pipiku, sedangkan aku tidak bisa mengangkat kepala karena takut, tapi dengan sangat tiba-tiba sekali diamengecup keningku.
"Jangan Pak!" pintaku.
Tapi dia tetap menjalankan aksinya dengan terus mencumbuku di sekitar wajah, lalu leherku mendapat giliran berikutnya. Sedangkan aku yang semula diam kini dihinggapi hasrat yang sangat dahsyat sekali karena sentuhan dan belaian orang yang selama ini selalu hadir dalam angan dan bayangan ku. Akhirnya sedikit demi sedikit aku pun mulai merasakan nikmat yang luarbiasa dan aku pun mulai berani beraksi. Kukecup bibir yang merah itu dan kumainkan lidahku di sana, oh nikmat sekali rasanya.

Tapi aku sadar kita melakukan di ruangan yang sewaktu-waktu ada orang masukpada ruangan tersebut.
"Jangan di sini Pak!" pintaku.
"Aku sudah tidak kuat lagi Ricky," jawabnya lirih sambil mengunci pintu dan menutup selambu yang ada di ruangan itu.
Dengan lembut sekali dia mulai mencumbuku, mulai kening, bibir, leher sampai puting susuku pun tidak luput dari cumbuannya. Oh, nikmat rasanya.
"Terus Pak!" pintaku perlahan.
Lantas dengan sangat mesra sekali dia buka baju seragam dan celanaku, hingga aku hanya pakai CD saja. Selanjutnya lidah yang lembut dan hangatitu mencucup puting susuku dengan sedotan yang sangat luar biasa sekali, spontan saja kemaluanku yang masih di dalam sangkarnya tegang, "Oh.. enaak," erangku.

Setelah puas memainkan susuku dia lantas menjilati perutku sambil tangannya meremas-remas bokongku, lalu dengan mulutnya yang hangat itu dia menarik CD-ku yang agak basah oleh prescum-ku dan langsung mengulum kemaluanku yang sudah menegang sejak tadi, nikmat sekali rasanya waktu itu, apa lagi waktu tangannya yang kekar itu memainkan buah zakarku sertamulutnya yang memainkan lubang kecil yang berada di ujung senjataku itu, sedangkan aku hanya mampu mengerang dan merasakan nikmat yang luar biasa sambil mengelus-elus rambut Pak guruku yang sedang jongkok itu. Aku yakin kalau betul-betul berpengalaman sekali dalam hal ini.

Mungkin karena terdorong rasa ingin memuaskan sang pangeranku, akhirnya aku memberanikan diri untuk menyuruhnya berdiri lalu kulepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Wow, betapa kagetnya aku waktu aku merosot CD-nya, tampak di sana sebuah kemaluan yang sangat besar kira-kira 20cm, di hiasi otot-otot yang sangat kekar dan menggairahkan. Kukecup dulu bibirnyayang menggoda itu, lantas puting mendapat giliran kuhisap, lalu perutnya dan akhirnya kumanjakan kemaluannya yang sekal tadi menanti untuk kumanjakan. Kusedot kuat-kuat "pisang ambon" yang sangat besar itu, lantas kuremas-remas buahnya yang ada bulunya sedikit itu, sedangkan dia cuma bisa mengerang dan meracau saja, apalagi waktu kupermainkan lubang kecil tempatkeluarnya cairan kenikmatan itu, "Ooh.. enaak teruskan Ricky!" igaunya. Mungkin dia sudah tidak kuat, akhirnya dia ngomong,
"Boleh aku minta yang lebih darimu Ricky!" pintanya.
"Apa itu Pak?"

Tanpa banyak cakap lagi, diraihnya tubuhku lantas dibaringkan di kursi yangada di situ, lalu sambil terus mencumbuku, tangannya bermain di antara anusku.
"Jangan Pak, aku tidak biasa," kataku seolah mengerti apa yang hendak dilakukannya padaku.
"Entar juga biasa, rasakan saja!" katanya meyakinkanku.
Lantas dia memasukkan jari telunjuknya ke duburku dengan diludahi terlebih dahulu, pertama memang sakit tapi lama-lama enak juga. Setelah agak lama dia mengeluar-masukkan jarinya, lalu dia menambah dengan jari yang lain, dan tambah lagi.
"Lakukanlah Pak!" pintaku.
Mungkin dia mengerti maksudku, maka dengan sangat perlahan tapi pasti dia memasukkan kemaluanya yang besar itu, "Oh.. sakit Pak," kataku ketika kemaluan yang besar masuk ke duburku yang masih sempit itu. "Tenang nantijuga enak," katanya meyakinkanku.

Mungkin dia tahu cara menghilangkan rasa sakit itu, makanya dengan sangathati-hati dan lembut sekali dia naik-turunkan pantatnya, seiring dengan bunyi yang khas yang keluar dari bertemunya antara kemaluan dan duburitu. Benar, seperti apa yang dikatakannya tadi, rasa sakit yang semula mendera duburku kini berganti dengan rasa nikmat yang sangat luar biasa.
"Oh.. enaak Pak, genjot terus Pak!" kataku tak karuan, sambil kukocokkemaluanku sendiri.
"Aku mau keluar Ricky!" katanya.
"Aku juga Pak," sambungku.
"Goyang terus!" perintahnya.
"Begini Pak," kataku sambil terus menggoyang pantatku.
"Ya.. ya.. ya.. terus, terus, ter.." dan..
"Crot.. crot.. crot.."
Maninya keluar bersamaan dengan keluarnya maniku. Setelah diam agak lama kami lantas mamakai pakaian kami masing-masing.
"Aku cinta kamu Ricky."
"Aku juga Pak."
"Ok, bagaimana kalau nanti jam 7 malam kutunggu kau di rumahku!"
"Baiklah Pak."
Sebelum berpisah dia menghadiahkan sebuah ciuman di bibirku.
"Sampai nanti ya!"

Setelah kejadian itu, kami sering melakukan dimana dan kapan saja yang penting ada waktu dan aman, dan dengan bantuannya nilai fisikaku selaluoke, sampai aku tamat sekolah. Tapi walaupun aku tamat, kami sering bercinta, kebetulan aku tidak pindah kost, karena kampusku tidak begitu jauh dari tempat kostku itu. Sampai suatu Pak Syam kena serangan jantung dan liver secara tiba-tiba dan akhirnya beliau meninggal dunia. Setelah sempat dirawat di rumah sakit beberapa hari. Maafkan aku Pak Syam, akan kukenang jasa dan kebaikanmu, terutama cintamu padaku. Sepeninggal PakSyam aku sendiri seperti dulu lagi tanpa taman yang mangertiku dan perasaanku. Sedangkan untuk bercinta dengan seorang perempuan, aku sudah tidak ada hasrat lagi, karena aku sudah memutuskan untuk tetap menjadigay, entah sampai kapan aku tidak tahu. Mungkin ada pembaca yang mau menjadi pengganti Pak Syam kupersilahkan, dan kalau berminat hubungi saja e-mailku.

Tamat