Lima batang sehari

Ini adalah pengalaman bercinta yang paling mengesankan yang pernah kualami selama ini, yang mana kucatat dalam buku harianku tertanggal 12 april 2001.

*****

Bandung, Pukul 07.00

Hari ini aku libur sehingga hatiku serasa berbunga bunga, hari ini juga aku ada janji untuk mengunjungi teman baruku bernama Ferry Ferry memang seorang pribadi yang menarik dengan keramahannya yang menggoda Pertemuan dengannya terjadi seminggu yang lalu saat aku lagi jalan sendirian ke pusat perbelanjaan di palaguna alun alun Bandung.

Sebelumnya aku nggak menyadari kalo ada seseorang yang memperhatikanku, baru kusadari ketika orang ini mengikutiku ketika aku jalan keluar dari tempat perbelanjaan ini sampai akhirnya berbasa basi untuk berkenalan. Wajahnya sih biasa biasa saja namun nggak mengecewakan, hanya yang aku sukai darinya adalah saat melihat otot otot biseps tangannya yang terlatih itu yang membikin aku horny, ah aku sudah membayangkan betapa nikmat di peluk oleh tangan kekar seperti itu.

Setelah mandi dan berpakaian santai setengah formal aku bergegas menuju jalan untuk menyetop taksi menuju rumah Ferry. Tak susah menemukan alamatnya di perumahan Sanggar Hurip ini kemudian kuketuk pintunya tak lama kemudian Ferry muncul dengan masih mengenakan handuk di pinggang entahlah dia sengaja begitu atau memang benar benar habis mandi. Aku terkesiap melihat bentu badannya yang betul betul indah dengan dada bidangnya dan otot otot yang terbentuk dengan alami, saking terkesiapnya jadi nggak sempat mengucapkan salam selamat pagi.
"Loh kok bengong begitu sih", kata Ferry sambil tersenyum manis.
"Enggak kok, hanya..", kataku tak meneruskan kalimat.

Kemudian Ferry mempersilakanku masuk ke rumahnya. Aku menunggu di ruang tamu, tak lama kemudian Ferry memintaku pindah ke kamarnya, begitu masuk kamarnya kulihat Ferry udah telanjang bulat dengan batang kemaluannya yang udah mengeras siap tempur dan tanpa basa basi lagi langsung melumat bibirku tanpa sempat aku bertanya lagi.

Dengan cepatnya dia melucuti pakaianku yang mana saat itupun diriku sudah terbawa aliran permainan Ferry, saling melumat, saling menjilat, saling menghisap berlangsung intense hingga saat Ferry meminta penetrasi ke lubang kenikmatannya. Ferry menuntun rudalku menembus lubang kenikmatannya setelah melumurinya dengan pelumas, perlahan punyaku masuk menembus lubang Ferry sampai semuanya terbenam dan terhisap olehnya, owh.. aku terpejam menikmati saat saat seperti ini.

Ferry memberikan sensasi kenikmatan luar biasa saat kumaju mundurkan punya ku dengan hentakan hentakan kuat namun lembut, alangkah pintarnya dia mempermainkan punyaku di lubangnya dengan gerakan otot ototnya yang lincah dan menggigit. Kami terhanyut dalam permainan yang indah ini, aku berusaha memberikan sesuatu yang terbaik buat Ferry dengan tusukan tusukan mautku yang memberikan efek hebat buatnya.

Aku dan Ferry mendesah dengan hebatnya dan kami nggak peduli lagi dengan lingkungan sekitar karena saat itu harus menjadi momen yang khusus buat kami. Sampai saatnya rasa nikmat itu datang memuncak dan mencapai klimaksnya dan gerakan gerakan yang semakin cepat, lalu "oh.. oh.. oh..", crot.. crot.. crot.. menyemburlah lava panasku membanjiri lubang kenikmatan Ferry yang di saat sama juga ternyata Ferry sudah mencapai puncaknya lalu kami terkulai lemas untuk beberapa saat.

*****

Pukul 11.00

Aku pamitan ke Ferry karena saat itu aku ada keperluan ke bank untuk membayar aneka macam tagihan lagipula Ferry harus mengantar adiknya pergi ke suatu tempat. Setelah semua urusan di bank selesai aku menuju salon rambut untuk di potong berhubung rambutku sudah agak gondrong lagi pula enak kali di creambath dan di massage setelah cape bertempur dengan Ferry tadi.

Pandanganku tertuju pada suatu sosok yang baru kali ini kulihat, ah ternyata karyawan baru di sana dengan potongan rambut pendek, berkulit putih, bodinya lumayan atletis, juga benar benar tampan namun yang paling kusukai darinya adalah ternyata dia sangat maskulin sekali, setelah kutanya ternyata namanya Asep dari Bandung. Singkat kata rambutku terpotong sudah lalu aku masuk ke ruangan massage yang sudah tertata rapih dan bersih. Asep memintaku membuka baju dan celana yang tertinggal hanya celana dalamku saja saat itu, acara pemijatan pun berlangsung dengan memakai cream pijat khusus, ah enak sekali rasanya pijatan asep yang seakan mengangkat ku ke awang awang.

Tanpa kusadari punyaku sudah tegang saat pijatan pijatan asep menyetuh bagian bagian sensitifku di sekitar paha namun asep cuek aja meneruskan pijatannya. Geloraku semakin memanas saat asep memijat bagian pantatku apalagi saat dia meminta ijin untuk membuka CD ku krn takut kotor oleh cream katanya, lalu asep membuka CD ku dengan senyum manisnya saat melihat punyaku tegang. Tiba tiba saja punyaku sudah di dalam mulutnya asep yang dengan rakusnya menjilati, menyedot, kadang menggigit lembut lalu mengulumnya dengan penuh nafsu.

Aku mengerang, mendesah merasakan kenikmatan yang asep berikan hingga akhirnya pertahananku jebol sudah crot crot crot membanjiri mulutnya asep semua maniku menyeruak ke mulutnya yang kemudian meneguknya tanpa sisa. Asep mengocok punyanya di atas perutku, aku sangat menikmati erangan erangan seksi yang keluar dari mulutnya yang tipis lalu menyemburlah sperma yang kental itu dari punyanya kemudian memeluku dengan eratnya.

*****

Pukul 14.00

Ah setelah bertempur dengan dua dua kali dg orang berbeda tentunya enak tidur siang untuk memulihkan stamina lagipula setelah makan siang emang biasanya ngantuk.

Sepulang dari salon langsung saja mataku tertuju ke tempat tidur dan tak berpa lama aku terlelap sampai suatu ketika bel rumah berbunyi pertanda ada tamu, lumayan aku sudah tertidur selama dua jam sehingga membuat badanku segar kembali. Ku hampiri pintu depan untuk melihat siapa yang bertamu, kulihat tamuku adalah si Yudi anak tetangga sebelah yang baru kelas satu SMA. Anak ini sungguh manis sekali dengan rambut pirangnya itu, walau badannya belum terbentuk namun tonjolan tonjolan ototnya sudah mulai tampak ah aku jadi horny lagi melihatnya.

Kupersilakan Yudi masuk ke kamarku lalu aku pamit untuk mandi sebentar, saat aku asik mandi tiba tiba pintu terkuak yang mana ternyata Yudi masuk ke kamar mandi dengan tanpa busana yang katanya ingin mandi bareng ama aku, tentu aku seneng seneng aja melihat anak manis ini, lalu kutarik ke bawah shower dan kusabuni dengan lembut lalu kudekap dari belakang. Kusabuni pula kejantanannya dengan sabun, kuperhatikan bulu bulu kemaluanya belum begitu lebat Kulihat punya Yudi mulai mengeras, kusabuni dan kukocok perlahan punya Yudi.

Tampaknya Yudi sangat menikmati permainan ini, roman mukanya sangat manis sekali di saat terangsang seperti ini apalagi di iringi desahan desahan seksinya yang makin menambah panasnya suasana hatiku. Begitu pun tangan Yudi yang nggak mau diam saja, tangan nakalnya menyentil punyaku aku terkejut tapi hanya seat saja kemudian perlahan mengocok punyaku Kami sangat menikmati waktu yang berlalu detik demi detik saat itu rasanya aku dan Yudi tak mau saat saat seperti ini cepat berlalu. Sehingga pada saatnya, hampir secara bersamaan kami mencapai puncak dari hubungan antar lelaki ini, oh serasa kami melayang ke langit ke tujuh di mana kenikmatan berada.

Kudekap Yudi erat erat dan kucium keningnya sebagai tanda terima kasih dan sayang padanya. Sampai saat ini pun Yudi masih sering mengunjungiku untuk mengulangi permainan kami yang makin hari makin bertamabah variasinya.

*****

Jam 19.00

Adjie menghungi HP-ku untuk mengajak datang ke undangan ultah temannya di Jl. Kopo tadinya aku nggak mau namun berkat bujukannya akhir nya aku mau mengantarnya ke sana. Temannya Adjie bernama Ricky yang saat itu sedang merayakan ultahnya yang ke-20, wah si Ricky ini keren abis deh dengan jas yang di kenakannya wajahnya sangat menarik dengan lesung pipit dan belahan di dagunya yang sungguh mempesonaku saat itu sehingga tanpa sadar memandanginya tanpa berkedip.

Adjie memperkenalkanku padanya, aku makin tertarik padanya setelah tahu orangnya yang hangat dan ramah. Waktu terus berlalu untuk enjoy di iringi acara melantai dengan DJ dari kota kembang yang kebetulan masih saudaranya Ricky, sungguh merasa tersanjung saat Ricky datang padaku mengajaku turun ke lantai dansa, saat itu dia membisikan sesuatu, "Kamu mau nggak nemenin aku tidur ama Adjie?" justru itu yang aku harapkan tentu saja jawabanku "yes, yes, yes".

Acara ultah berlangsung hingga jam 21 malam kemudian kami ngobrol ke sana ke mari sambil beres beres ruangan. Karena lumayan letih, aku, Adjie, Ricky masuk ke kamar untuk istirahat, aku langsung terlelap saat itu. Di mimpiku aku merasakan sesuatu mengelitik di penisku, perlahan aku terjaga yang ternyata bukan mimpi, kulihat kepala Adjie naik turun di penisku juga kepala Ricky di sana menjilati buah pelirku, pengalaman yang baru kurasakan saat itu di mana penisku di kulum dan di saat yang sama buah pelir juga di jilati, oh sangat fantastis rasanya, aku melayang di laut kenikmatan, merintih rintih tak jelas dan kehilangan kontrol, goyangan pantatku menambah sensasi yang luar biasa saat itu lalu tak berapa lama kemudian mulai mengejang dan mengejang mengiringi luapan birahi yang meletupkan cairan kental putihku, oh.. oh.. oh.. nikmatnya dan crot.. crot.. crot.. lagi kualami.

Aku menungging sambil mengarahkan milik Ricky ke lubangku, dengan satu dorongan saja sudah tenggelam di lubangku karena punya Ricky tak begitu besar Dengan perlahan Ricky memompa lubangku, kemana Adjie? Ah dia sudah terengah engah di belakang Ricky, jadilah tiga lelaki menyatu dalam hubungan badan ini di mana Ricky menusuk lubangku dan Adjie menusuk lubang Ricky. Permainan ini berlansung lumayan agak lama sampai akhirnya Ricky merem melek mengeram menahan nikmatnya ejakulasi lalu kurasakan hangatnya cairan Ricky di anusku yang kemudian Adjiepun menyusul Ricky menuju puncak, aku kembali terengah engah kenikmatan saat Ricky mengocok ngocok punyaku. Sungguh kenikmatan yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata, dan akhirnya kami bertiga terkulai kecapean dan terlelap sampai siang.

Itulah pengalaman berkesan yang mana dalam satu hari aku bercinta dengan lima orang yang berbeda, kupikir pengalaman ini bukanlah sesuatu yang perlu dicontoh karena sekarang kusadari resiko tertular penyakit kelamin dan HIV sangat besar kemungkinannya kecuali kita bermain secara aman (safe sex) yaitu dengan memakai pelindung.

Bandung, Maret 2003

Tamat