Aku bukan laki-laki normal

Tio bingung!
Gue sudah bertanya, tapi masih buntu. Gue sudah berpikir terus tapi masih buntu, ada apa sebenarnya, kenapa sih gue ini? Apa salah gue? Kenapaa..

Tio berjalan lunglai melalui hingar bingar Jakarta, kota yang disebut metropolitan tapi nyatanya bukan, kota yang menjadi dambaan banyak orang, tempat cari makan, tempat cari keluarga, bagi Tio hambar semuanya!

"Yo.. Kamu harus ngerti.. Saya sayang kamu.. Tapi bukan seperti layaknya orang pacaran, saya sayang kamu sebagai adik!"

Apa? Jadi adik? Apa yang selama ini dia kira? gue cuma jadi mainan? Kenapa Bayu jadi gini..

"Yo.. Dengar aku.. Kita akan tetap jadi sahabat, kakak adik dan kamu masih bisa curhat dengan aku.. Tapi jangan kamu anggap aku sebagai kekasih kamu, aku laki-laki normal"

Tio terkesiap mendengar kata laki-laki normal, sungguh semua ini hanya tipu muslihat, kepalsuan dan kearoganan orang menghadapi realita hidup.. Apa yang kamu cari Bayu? Hanya sepenggal kata maaf dan melindungi diri dari kedok kemunafikan? Cukup.. cukup.. cukup sudah, seperti penggalan kata-kata di lagu Glen..

"Yo.. Aku sayang kamu.." itulah kata terakhir Bayu, sebuah kata yang basi, sebuah kata yang hanya menutupi kemunafikan seorang Bayu.. Cukup Sudah!

Tio masih berjalan terus hingga suatu saat terhenti di pojok lampu lalu lintas, masih merah banyak mobil motor berhenti tapi Tio tak peduli, yang ada di otaknya, kenapa kemunafikan masih banyak terjadi, kenapa kisah cinta antara dirinya dengan Bayu tersendat oleh kata LAKI-LAKI NORMAL! Apa sih yang dicari Bayu, kepalsuan hidup, semua juga tahu siapa dia, Tio masih terpaku, ucapan Bayu masih terus bergelayut saat dia berjalan lunglai entah mau kemana.. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi Jakarta masih tetap ramai, ramai dengan kebaikan, ramai dengan kepalsuan dan waktu terus berputar.

"Masa bodoh!" teriak Tio di tempat yang agak sepi, lolongan anjing menyusul teriakan Tio dan petugas hansip yang lewat bingung.
"Kenapa Mas? Ada apa?"
"Nggak usah Pak saya baik-baik saja, saya baru putus pacaran".. Pak Hansip terkaget-kaget.
"Wah adik masih muda putus pacaran kok bingung, cari lagi aja, kan masih banyak perempuan lain.. kalau saya sudah tua sudah tidak ada yang mau"
"Aduhh Bapak sudah deh jangan tambah pusing, pacar saya itu laki-laki bukan perempuan!"

Bapak Hansip terkaget-kaget.."Ha? laki-laki? Kok iso toh" (dalam bahasa jawa-kok bisa ya..) Tio pergi meninggalkan Pak Hansip dalam kebingungan..

Saat-saat manis dengan Bayu memang masih sangat sulit dilupakan, Bayu yang bijak, sederhana dan melindungi.. Tidak bisa dilupakan oleh Tio begitu saja, semuanya indah tapi hanya kepalsuan buat seorang Bayu.. Mungkin benar inilah realita, sebuah kenyataan yang pahit tapi indah.. Bagi seorang Tio, seorang yang BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!

Di Rumah!
Tidak ada orang! Ibu pasti masih berjualan di pasar, Bapak pasti sudah pergi meronda entah jam berapa pulang.. Memang hanya Tio seorang. Hidup di Jakarta memang sulit, sulit dengan diri sendiri, sulit dengan orag lain dan sulit untuk memenuhi kenyataan hidup yang sebenarnya.. SIBUK! itulah kata bonafid buat orang kota, kata yang tidak pernah habis-habisnya..

Sejak lahir Tio memang tidak dimanja, kedua orangtua Tio hidup dalam garis hidup yang jauh dari cukup, Tio beruntung dihadiahi oleh Tuhan otak yang encer dan jalan hidup yang lurus.. Sekolah mendapat beasiswa, bisa dapat nilai bagus dan rajin, hanya sayang lagi-lagi ada satu hal yang menjadi citra diri Tio BUKAN LAKI-LAKI NORMAL.

Sakit hati memang mendengar Bayu berucap LAKI-LAKI NORMAL! Apa yang Bayu lakukan semua ini sama Tio? Hanya gurauan.. Well semuanya memang kembali pada diri kita, bagaimana kita menjadikan sebuah kata menjadi suatu kebanggaan.. Bangga menjadi diri sendiri bangga dengan nama Tio Perdana Wisatya!

"Tio.. Apa kamu sudah pulang nak?" suara ibunya memanggil Tio dari luar..

Tio merasa iba dan kasihan melihat ibunya membanting tulang tiap malam demi kemajuan sekolah anaknya, tekad Tio saat ini.. Mencintai kedua orangtuanya dan membahagiakannya!

"Iya bu.. Tio baru saja pulang, .. Tio mau makan masakan Ibu, ada ikan asin bu? Aku mau makan, laper banget dari tadi siang.."

Ibunya terlihat sangat capek berjualan, garis tua raut muka ibunya mulai tampak, Tio ingin cepat membahagiakan ibunya, bapaknya dan menyenangkan hati mereka..

"Iya nak.. Ibu masakin ikan asin taoge kesukaan kamu ya.., duduklah disini cerita dengan ibu bagaimana kegiatan sekolah kamu hari ini"

Tio beranjak mendekati ibunya, duduk bercerita sebuah kisah bab kehidupan hari ini yang dilaluinya dengan pahit, namun tak mungkin ia ceritakan pada ibunya karena Tio harus bermanipulasi wajah menjadi LAKI-LAKI NORMAL!

Tio beranjak tidur, jam mengarah ke pukul 1 pagi, nanti jam 9 dia harus sudah ada di sekolah ada rapat perkemahan yang akan dibuat minggu depan. Selamat malam Tio.. Selamat malam Bayu, semoga kamu bisa tenang kan diri kamu, hari ini pahit tapi semoga besok tidak tambah pahit! Tio tertidur dalam lelap malam dalam temaram lampu tempel dan nyamuk yang hilir mudik di telinga.. Cuek saja, Tio terlelap!

Pagi ini!
Jarum jam di pukul 9! Selamat pagi Tio.. Selamat pagi semuanya.. Saat memasuki halaman sekolah, Tio terkesiap dengan teriakan seseorang yang suaranya jelas dia kenal, jelas sekali.. Ilham! ya itu pasti suara Ilham, teman SMP Tio yang sekarang sekolah di Singapore, maklumlah Ilham anak orang kaya, ibunya bingung mau buang uang kemana, akhirnya diputuskan kirim Ilham ke Singapore melanjutkan SMA disana.

"Hei Tio.. Apa kabar.. Kamu tambah oke aja.. aku sengaja tungguin kamu disini, abis aku lupa rumah kamu" Tio terdiam nggak percaya Ilham nungguin dia pagi-pagi di sekolah..
"Iyalah rumahku kan hanya dari seng, pastilah kamu lupa"
"Jangan gitu Tio.. Aku benar lupa, eh temanin aku sarapan yuk, aku kangen makanan sini, nge-bubur enak kali ya.. Mau nggak?" Tanya Ilham sama Tio.
"Ya sudah hayo aja tapi jangan lama-lama aku ada meeting perkemahan minggu depan"

Tio memandang Ilham, raut mukanya sama aja, masih innocent tanpa dosa, tapi itulah Ilham yang Tio suka dari dia, dia nggak sombong walaupun pewaris tunggal kekayaan ortunya, tetap Ilham yang sederhana seperti Bayu.. Ah lagi-lagi Bayu hadir di kepala Tio.. CUKUP! Bayu is my past! Happiness is my future!

"Tio.. Kamu tambah keren, hayo sudah punya pegangan ya?" tanya si Ilham dengan gaya kocaknya, lucu memang wajah Ilham, ingin cubit pipinya yang ada lekukan kecil, ingin ucek-ucek rambutnya yang ikal..
"Ah kamu bisa aja, nggak lah aku masih kaya yang dulu kok, aku lebih pentingkan belajar biar bisa cepat lulus dan kerja"

Ilham terdiam, bengong dan kaget, tapi Tio bingung kenapa nih anak kok jadi bengong gitu..

"Heh.. Kok bengong, ntar kesambet lo, kenapa sih kok kamu bingung aku ngomong gitu" Ilham masih terdiam dan baru sadar.
"Aku salut sama kamu, sudah berpikir ke masa depan, sementara aku masih cuek, toh aku hanya kepikiran orangtua aku kaya dan mereka bisa kasih aku apa saja tidak perlu pusing".. Sekarang gantian Tio yang terdiam.
"Sudah deh.. Yuk makan buburnya sudah dingin nih.." sela Tio memalingkan pembicaraan.

Sambil makan mereka bergurau. Sahabat lama kini kembali, Tio senang, Tio gembira dan lupa dengan kenangan Bayu yang sudah lewat.. Selamat datang Ilham!

"Tio.. Nanti malam temanin aku jalan yuk, aku mau makan bakso Blok S, mau nggak? Nanti aku jemput jam 8an ya.."

Ilham merajuk dengan gaya innocentnya.. Tio bingung, gimana ya sebenarnya dia lagi males jalan, tapi ya sudah demi teman baik Tio akhirnya mengiyakan..

"Ok jam 8 aku tunggu di depan gang rumah aku ya nih alamatnya.." Tio pergi, Ilham pergi dengan mobil dan supirnya..

Peristiwa di Bajaj!
Wow.. tepat jam 8 Ilham sudah berada di mulut gang rumah Tio. Tio kaget.. Ilham lain banget sama tadi pagi, rambutnya baru dipotong cepak rapi.. Wangi banget dan wanginya mengingatkan seseorang.. Bayu! pasti perfume dia sama, dan bajunya kotak-kotak rapi dengan celana jeans warna sepadan.. Wah ternganga Tio sekarang.

"Gila rapi banget sih lo.. Gue cuma pake baju gini, jadi minder gue!" Ilham tersenyum, manis banget.
"Sudahlah Tio.. Yuk gue laper banget, naik bajaj dari sini bisa kan?" Tio kaget lagi.
"Hah? Naik bajaj?" Ilham mengangguk sambil berjalan memanggil bajaj yang ada di ujung gang.

Di perjalanan Ilham terdiam.

"Heh kok diam aja sih? Bingung ya naik bajaj"

Ilham hanya tersenyum dalam batinnya ada sesuatu yang mau dia katakan, tapi masih tersendat, tersendat oleh sebuah kata takut Tio marah.

"Ilham.. Enak ya sekolah di luar negeri, bahasa Inggris kamu sudah oke banget dong"

Tio memancing pembicaraan dengan Ilham yang dilihatnya dari tadi seperti anak manis, duduk diam aja sambil matanya bingung mau gimana.. Ilham menjawab sekenanya.

"Ah biasa aja, aku malah bosen nggak ada teman yang sebaik kamu.."

Tio terdiam dan nggak ngerti maksud Ilham, suara bajaj yang berisik seakan sepi nggak ada apa-apa.

"Masa sih nggak ada teman.. Mereka disana kan oke-oke, aku kan cuma siapa sih, teman biasa saja"

Ilham melirik ke Tio.. Dan entah kekuatan apa yang ada saat itu, bergegas Ilham pegang tangan kanan Tio dan menatap tajam.. Tio kaget.

"Eh kenapa Ilham.. Apa salah aku.. Kenapa kamu ngeliat aku begitu"

Ilham terdiam dan tatapan tajam matanya membuat Tio agak takut.

"Saya sayang sama kamu" Ilham berbisik di telinga Tio..

Brr Tio kaget terkesiap dan spontan menarik tangannya dari genggaman Ilham..

"Tio.. Benar aku sayang kamu dan aku mau jadi pacar kamu" Sekarang gantian Tio terdiam dan Ilham mulai memancing pembicaraan.
"Kenapa Tio.. Saya tahu kamu suka dengan sesame jenis sejak kita SMP, kamu tidak perlu bohong saya tahu setiap kamu melihat seseorang yang kamu suka, sinar mata kamu lain.. Saya hanya mau jujur saja, saya sayang kamu dan suka kamu.."

Tio terdiam, suara bergetar Ilham membuat dirinya bingung lagi, kemarin baru Bayu memutuskan hubungannya sekarang Ilham temannya yang dipikirnya seorang LAKI-LAKI NORMAL ternyata BUKAN LAKI-LAKI NORMAL. Tio masih terdiam, bajaj tiba-tiba berhenti dan mereka berdua keluar.

"Ilham kita duduk disana saja ya, makannya nanti saja, saya mau ngomong dulu" ajak Tio sesampainya di Blok S.

Dipilihnya duduk di lapangan basket yang agak sepi dan gelap jadi tidak terlalu ramai untuk membicarakan sesuatu yang penting. Ilham mengangguk tanda setuju. Berjalan beriringan mereka kesana dengan pikiran yang entah sedang berkecamuk. Tio duduk Ilham duduk, mereka saling pandang sekarang.

"Kenapa kok kamu bilang gitu sama aku.. Terus terang Ilham, aku kaget, aku bingung mau ngomong apa"

Ilham tersenyum berusaha menarik napas panjang sebelum bilang.

"Aku tahu Tio, kesannya cepet-cepet banget, aku sudah memendam semua ini sejak kita ketemu dan bersahabat di SMP, tapi aku bingung apa aku benar atau aku salah.. Selama di Singapore aku terus mencari jati diri aku yang sebenarnya, aku bertukar pikiran dengan mereka yang lebih tua, dan mereka bilang this is your life and you have to made decision untuk kehidupan kamu sendiri.. Aku putuskan sebelum kembali ke Jakarta untuk ngomong sama kamu, mengenai ungkapan hati aku sama kamu, walau terus terang aku sangat takut kamu marah.. Tapi aku yakin kamu bisa menerimanya"

Tio terdiam seribu bahasa dan hanya menatap kosong ke depan ke ring basket yang ada di hadapannya.

"Tio.. Aku sayang sama kamu dan aku mau sama kamu terus.." Hati Tio mulai berpendar, bingung senang kaget dan entah apa lagi.
"Ilham, kamu memang sahabat aku yang paling baik, aku tahu perasaan kamu bagaimana, I have been there my friend.. Aku jujur saja sama kamu, kemarin adalah hari yang sangat pahit buat aku, aku memang sudah ada seseorang dalam hati ini, tapi orang itu kemarin memutuskan hubungan kita dengan alasan yang sebenarnya tidak bisa diterima, dia hanya menutupi kemunafikan dia saja, takut dia dibilang sebagai BUKAN LAKI-LAKI NORMAL.."

Tio bergetar mengucap semua itu, Ilham terpana kaget terharu dan entah apa.

"Teruskan Tio.." Ilham berkata sambil memegang tangan Tio seakan memberikan kekuatan buat dia ngomong apa isi hatinya.
"Saya sangat sayang sama Bayu, Bayu nama orang itu, kenangan sama Bayu terus terngiang, dia seorang dokter dan aku ketemu dia sewaktu ibuku sakit keras.. Aku masih tidak bisa berpikir Ilham.. Aku sangat mencintai dia, memang cinta kami orang sebut sebagai cinta terlarang.. Tapi apa kesalahan yang kami buat, kami hanya manusia biasa, aku paham perasaan kamu, .. Aku mengerti, tapi Ilham beri aku waktu, aku masih butuh ketenangan diri, aku masih trauma dengan hubungan kemarin ini dengan Bayu.."

Tio mohon pada Ilham untuk bisa mengerti perasaan dia.. Ilham terus memegang tangan Tio.

"Tio.. Aku benar sayang sama kamu, kamu tidak usah ragu, aku sudah bilang semua ini dengan orangtua aku, aku tidak mau berbohong dengan mereka, mereka memang kaget dank arena mereka tidak mau aku semakin terperosok, makanya aku dipindahkan lagi ke Indonesia.. Aku terus bilang sama mereka, tidak akan merubah apapun walaupun aku dipindah kemana saja, aku sayang dengan sesama jenis dan buat aku lawan jenis aku adalah seorang sahabat dan aku banyak memiliki sahabat wanita.. Tapi Tio.. Aku sayang sama kamu, berpuluh puluh surat aku sudah tulis tapi tidak aku kirimkan, aku simpan dan sampai saatnya aku yakin aku bisa ngomong dengan kamu seperti sekarang"

Tio terdiam, airmata Ilham mengalir dan Tio terpana melihat Ilham, wajah innocentnya sangat lugu dan sinar matanya sangat tajam setajam perasaan hatinya saat ini. Ilham memberanikan diri semakin dekat dengan Tio dan mengecup pipi Tio.. Tio terkesiap kaget.

"Jangan.. Jangan Ilham, jangan sekarang aku belum siap, beri aku waktu, kita lihat setelah kita jalan bersama, apakah ini jalan hidup kita, aku tidak mau kata-kata Bayu terulang lagi oleh kamu.." Ilham menunduk dan "Maaf Tio aku tidak tahu kamu begitu terpukul.. Aku mengerti maafkan aku"

Tio memandang Ilham dan tersenyum.

"Ilham aku terima kasih kamu sudah mau menyayangi aku, tapi kita jalan dulu ya.. Kita bersabahat seperti dulu, ketawa sama-sama sedih sama-sama pokoknya kita jalanin dulu ya.."

Ilham tersenyum dan seakan ingin menguras semua perasaan hati selama ini. Tersenyum dan mereka sama-sama bilang.

"Yuk makan, aku laper banget" keduanya ketawa berpegangan tangan keluar dari lapangan basket dan makan bakso Blok S kesukaan mereka sejak SMP.

Waktu berjalan, setahun sudah Ilham dan Tio jalan bersama, suka duka senang susah pahit manis mereka jalani bersama, sampai suatu saat.

"Tio.. Aku mau nagih janji kamu dulu.. Aku makin sayang sama kamu, apa aku boleh mencium pipi kamu" Tio terdiam..
"Ilham sayang, aku mau ngomong sama kamu.. Aku tahu perasaan kita selama ini, aku cuma nggak mau nanya aja sama kamu, sejak SMP aku selalu perhatiin kamu, kamu baik dan well aku juga suka sama kamu.. Tapi aku lagi-lagi masih trauma apakah suatu saat kamu akan meninggalkan aku demi sebuah kata AKU LAKI-LAKI NORMAL?"

Ilham terdiam.. Dan menatap wajah Tio.

"Tio.. Aku benar-benar sayang sama kamu dan aku mau kita bersama-sama terus.."
Ilham memegang tangan Tio dan Tio terdiam agak lama sampai berujar "Ilham.. Aku juga sayang sama kamu, aku mau kita sama-sama terus, tapi da satu kata JANJI dengan aku kalau kamu melakukan semua ini murni karena KAMU SAYANG AKU"

Ilham terdiam tersenyum dan menatap tanpa kata tapi dengan ciuman di pipi Tio. "Aku cinta kamu Tio.." Begitulah sebuah awal kisah kasih cinta terlarang yang manis, semanis arti cinta itu sendiri, cinta tidak boleh dipaksakan dan cinta bukanlah suatu halangan, tidak ada kata sempurna dalam cinta namun bagaimana sempurnanya cinta untuk hidup kita.

Sepuluh Tahun berjalan.. Kisah Cinta Terlarang Ilham dan Tio.. Keduanya sudah bekerja dan hidup bersama, tidak ada rasa curiga dari keluarga Tio, kedua orangtuanya sudah tahu Ilham siapa, Ilham sebagai teman baik To sejak SMP. Orangtua Ilham awalnya tidak bisa menerima kisah cinta mereka berdua namun sekarang Ilham sudah dewasa, kedewasaan seseorang adalah jalan terbaik untuk bisa membuktikan cinta terlarang mereka bukanlah hal yang tabu, mereka berkarya untuk lingkungannya, mereka bercinta dengan kasih sayang yang mulia, tidak ada kata TERPAKSA dan hanya kata SAYANG yang sering terucap dari keduanya..

Di Rumah Sakit!

"Mbak saya mau daftar, ada dokter untuk jam 5 nanti?"

Tio bergegas ke rumah sakit setelah flu yang ia derita tak kunjung sembuh, Ilham tidak bisa mengantar karena harus ke Bandung untuk urusan penting. Ada.. Dengan dokter Rianubayu dan adik di nomor sepuluh. Tio terdiam dan terkesiap Rianubayu.. Bukankah itu nama lengkap Bayu, seseorang yang pernah ada dalam kehidupannya, entah apa perasaan Tio saat itu.

"Dik bagaimana mau didaftarkan atau tidak" Tio terkesiap dan.
"Ya tolong didaftarkan"

Ada apa ini, kenapa ini, kenapa Bayu datang lagi dalam kehidupannya.. Kenapa gue masih ada perasaan rindu dengan Bayu.. Cukup! gue sudah punya Ilham dan kita saling menyayangi.. Cukup Bayu adalah masa lalu.. Pahit dan getir dalam babak kehidupan Tio.

"Selamat sore.. Silakan masuk"

Tio masih ingat benar dengan suara Bayu, bergetar dan berwibawa..

"Kamu Tio? Tio Perdana Wisata?"

Tio terdiam tanpa ada kata terus menatap Bayu yang terlihat sudah agak tua dan sangat lain, hanya suaranya saja yang sama..

"Tio.. Apa kabar.. Saya sungguh tidak menyangka kita bisa bertemu lagi seperti sekarang ini" Tio terdiam, suster masuk dan menanyakan sesuatu ke Bayu sampai dia keluar lagi.
"Tio.. Maafkan saya kemarin ini, saya bingung saya harus memahami tuntutan orangtua saya, saya tidak tahu harus berbuat apa, sampai saya harus mengorbankan perasaan cinta kita berdua, saya tahu saya BUKAN LAKI-LAKI NORMAL tapi demi keluarga saya harus bertingkah seperti LAKI-LAKI NORMAL.. Saya cerai dengan istri saya yang dijodohkan ibu saya.. Semuanya pahit dan sampai saat ini saya tidak memiliki siapa-siapa, .. Saya hanya ingin berbakti kepada pekerjaan.. Sampai saya ketemu kamu sekarang"

Suaranya makin bergetar dan tidak terasa Bayu sudah menitikkan air matanya. Tio terdiam dan berusaha tenang.

"Bayu.. Kamu adalah masa lalu saya.. Saya sudah cukup pahit dengan perkataan yang kamu ucapkan terakhir kali, saya mengerti di dunia ini cinta terlarang seperti kita sangat sulit, biarpun kita sedalam apapun, tapi yang namanya harga diri, kehormatan dan lain-lain semuanya diatas cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa dibeli.. Cukup Bayu.. Saya sudah mengerti semua itu, saya sekarang sudah.."

Tio tidak meneruskan kata-katanya.. Tersedak dan tiba-tiba handphone di tangannya berdering, Tio berusaha menjawab.. Di layer HP terlihat nama Ilham.. Oh Ilham kamu dewa penolong aku.. Aku makin sayang sama kamu.

"Ya sayang" Tio menjawab, Bayu terdiam bingung..
"Sayang aku ada di rumah sakit kamu ada di ruang praktek berapa? Kenapa kamu nggak bilang aku kalau kamu periksa sayang? Tio menjawab.
"Ruang 14 sayang nggak jadi ke Bandung" Bayu masih terdiam dan sorot matanya menajam ketika Tio mengucap kata SAYANG pada orang yang di telpon..
"Ya sebentar aku kesana ya.. Tunggu aku sayang"

Ilham menutup telponnya. Tio masih terdiam, tugas utama Bayu yang seharusnya memeriksa Tio tidak dilakukan, dan Tio juga masih terdiam hingga keduanya mendengar ketokan pintu.

"Permisi.. Sayang kamu nggak apa-apa kan.."

Tio beranjak dari kursi dan Bayu salah tingkah bingung harus bagaimana sampai Tio berucap.

"Dr. Bayu kenalkan ini pasangan hidup saya, Ilham"

Bayu terperanjat dan berusaha bersikap netral asmbil menjabat tangan Ilham.

"Saya Ilham.." suaranya mantap.
"Terima kasih dokter dan saya mohon pamit" Tio membuka sekaligus menutup pembicaraan.

Bayu masih terdiam.. Inikah balasan yang pantas aku terima, dengan menyia-nyiakan cinta terlarang yang manis cinta terlarang yang murni dan apakah ini diri aku yang sebenarnya.. Bukan! aku bukan seperti yang mereka harapkan, aku hanya seorang laki-laki yang mengharapkan cinta terlarang dan aku BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!

Tio dan Ilham berjalan dengan langkah santai namun pasti menyambut masa depan mereka, masa depan sebuah cinta terlarang, cinta yang tulus dan mereka bangga berucap AKU BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!

Tamat