Catatan perjalanan - 1

Garuda A 330-300 dengan nomor penerbangan 880 mendarat dengan mulus di Airport Narita, Kamis, 1 Agustus 2002, tepat jam 9:53 pagi waktu setempat. Jam tanganku yang masih setia mendisplay tanda waktu Jakarta menunjukkan angka 7:54 WIB, Aku melangkah perlahan dalam deretan panjang penumpang multi ras yang tak sabar untuk melepaskan kebosanan terbang berjam-jam dari Jakarta, di luar pesawat. Tepat di depanku sepasang Suami-Istri Japanese muda (atau kekasih) ribut mesra bagaikan sepasang cucakrowo.

Mataku langsung menangkap sosok si Pria yang lumayan tampan dengan badan atletis (jarang yang begini ini ditemui di antara pria-2 Skinny di Jepang). Sekali-2 si Pria menggerayangi pinggul dan pantat si gadis, sementara si gadis menggelendot manja sambil cekikikan. Antrian berjalan lambat dan adu piting di depanku makin seru seolah malam bagi keduanya. Aku terkesima melihat sedemikian ekspresifnya sang "sejoli" mengutarakan perasaannya, terlebih lagi di depan publik, dengan cueknya mereka saling menjawil, meraba, meluk, kissing dan .. ahh.. semoga teman-2 Japanese yang akan aku temui sehangat ini nantinya. Mengingat tempat sementaraku beraktifitas adalah Chiba Perfecture, yang masih asing bagi aku. Ehheemm..

"Ohayo Gozaimasu.. arigatoo!! (Selamat Pagi.. Terima kasih) " Sapa pramugari di depan pintu keluar mengagetkanku. Sialan, apa tampangku seperti Japanese yang habis suntan (sampe gosong) di Bali apa? Aku masih bangga jadi orang Indonesia dengan dark skin-nya kok, buktinya waktu aku di Birmingham, setiap kali masuk G Bar, selalu dikelilingi Caucasians yg dalam setiap kesempatan selalu jadi admirers-ku! (nggak nyombong lho! J). Comment mereka selalu bahwa aku punya kulit yang bagus dan tidak kuning seperti Asian people lainnya. Yah aku sergah aja dengan "tentu aja, wong aku orang Indonesia!!"

Kedatanganku kali ini sudah diketahui oleh Kenji, tetapi aku minta agar dia tidak usah menjemputku karena aku bersama rombongan resmi, walaupun cuman berempat, selain itu dari Pihak OVTA (Overseas Vocational Training
Association), promotor kami (ceileh kayak mo tinju) telah menyiapkan jemputan bagi kami. Lagian aku kasihan pada Kenji yang harus jauh-2 dari Nagoya hanya sekedar datang untuk menjemputku dan setelah itu harus kembali lagi ke Nagoya.

Selesai pengecekkan keimigrasian, aku mengambil suitcase dan bergegas mengikuti teman-2 rombongan yang sudah mendahului menuju lobby. Sementara aku menandatangani tanda terima "uang saku" dari OVTA yang disodori Ms. Wakako, sekonyong-konyong terasa ada yang menarik lengan hemku. Ketika aku berpaling.. KENJI berdiri disana dengan senyum lebar from ear to ear sehingga matanya nyaris tinggal segaris lurus!! Ah mata itu, aku demen buanget ama matanya yang berbentuk api lilin dengan kebeningan yang menyiratkan kehangatan dan kekocakkan yang tersimpan didalamnya.
Sesaat aku tercekat karena tidak berharap akan bertemu Kenji di Narita Airport. Instead of shake our heads (bowing maksudne), Kenji embraced me, dan aku bisa membaui kesegaran Gucci Envy yang jadi ciri Kenji. Damnn..!!

Anak ini ngangenin bener. Tapi tentu aja, aku harus tidak hanyut dalam gestures mencurigakan karena selain mata-2 Japanese yang melintas memandang curious, ada teman serombongan yang rata-2 ngablak dan asal njeblak jika
find out something weird. Kenji aku kenalin ke teman serombongan. Dan sebagaimana "habitatnya", Kenji cepat mengambil hati teman-2ku yang lain dengan kekocakkan dan keceriaannya. Jadilah Kenji bergabung dengan rombongan
kami saat meninggalkan Narita Airport menuju Holiday Inn, Tobu yang berjarak lk. 5 menit bermobil. Dengan dibantu Ms. Akiko dan Kenji urusan check in beres, dan Kenji membantu aku mengungsikan bawaanku ke kamar 1103 yang akan aku tempati menunggu jemputan dari OVTA esok pagi..

Sesampai di kamar 1103, Kenji menempatkan suitcase dan beberapa handbag bawaanku di tempat masing-2 dengan rapih, sementara aku cuci muka, sikatan then jump onto bed meluruskan punggung. Sebelum aku meminta, Kenji lebih
dulu menawarkan memijit punggungku, dan tentu saja aku menyambut mesra eh.. Hangaat (GANJEN!:p). Karena Kenji tidak perlu kembali bekerja, so, kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai malam nanti. Kenji memijit punggungku
dengan tekanan-2 telapak tangan dan ujung jari yang diputar melingkar sembari cerita ngarol ngidul.

Aku berbaring tengkurap sambil menikmati kesibukan di Airport Narita yang terlihat jelas dari kamarku, dan kantor JAL yang berdiri angkuh sebagai satu-2nya pencakar langit yang terlihat di sisi Narita airport selain menara kontrol. Mataku jadi merem melek antara menikmati pijitan dan ngantuk yang tiba-2 menyerang. Cerita Kenji tentang
Kajikawa San dan Hamaguchi San (mantan lecturer saya) pasca kembalinya saya ke Indonesia tidak dapat membendung saya dari kebiasaan lama "molor"! heh heh heehh..hh. Zzz.. (Psstt.. don't disturb!!)

Entah berapa lama aku tertidur, saat terjaga aku mendapati Kenji sedang duduk di kursi dengan secangkir kopi ngebul di sisi kakinya yang tersusun diatas meja dan menikmati siaran MTV Japan yang penyanyinya selalu jingkrak-2 dengan rambut "buceri" khas anak muda Jepang. Dari samping Kenji terlihat begitu tampan dan mempesona dengan otot biceps yang terlihat halus dengan batasan warna kecoklatan yang melingkarinya. Mungkin selama musim panas ini dia berjemur tanpa melepaskan t-shirt-nya sehingga tubuhnya tidak sepenuhnya tanned!

Rambutnya yang agak gondrong yang acak ala Japenese style, tetap dengan warna aslinya (setelah aku protes karena ikut-2an buceri tahun lalu) dilengkapi dengan anting berwarna perak yang berkilau di telinga kanan. Cambang yang terpangkas pendek, rapi, menyelinap dari balik Japanese hair style-nya memanjang nyaris sejajar dengan bagian bawah garis telinga yang hanya nampak sebagian. Rambutnya legam kontras dengan kulit punggungnya yang putih bersih dengan bonggolan di kedua pundaknya menandai pembesaran otot yang terlatih di Gym. Kenji hanya mengenakan short denim punyaku yang mungkin diambil dari laci lemari tanpa mengenakan baju.

Aku bangun dan turun dari ranjang, berdiri sambil meregangkan badan, Kenji tersentak menoleh kemudian spontan sebentuk senyum yang paling manis mengembang dibibirnya.. dan lagi mata itu..ah.. Mata itu.. selalu ikut tersenyum dengan sangat menggelitik. Setiap kali tersenyum, mata itu berpendar-pendar dengan tatapan yang seolah menggoda, menertawai, nakal, bercampur kemanjaan yang mengundang (hajatan kali?). Setiap kali Kenji tersenyum, melihat matanya, terasa didalam rongga perut atasku ada yang bergolak dengan desir yang linu bercampur geli nikmat yang seolah mendorongku untuk mengulum dirinya dan mengunyah-ngunyah tubuhnya sampai menjadi serpihan-2 yang dapat dinikmati seantero ragaku (phuuffhh.. Sadis!!).

Aku tertawa geli melihat mimiknya yang berubah bengong mengherani aku yang terus menatapnya dengan senyum tanpa kata.
"Why? Do I have no nouse? Why do you smile from ear to ear while staring at me?".
Kenji mendongakkan wajahnya dengan rada blo'on. Aku diam sejenak dan membuat Kenji semakin curious.
"Well, the reason is I'm very glad to see you again, Man!".
Perlahan seulas senyum teduh terbentuk di bibirnya, "I miss you so much Bear".
Sambil menggenggam erat tangan Kenji yang terulur ke arahku, aku hampir berbisik "I miss you too, very bad".

Sejenak sepertinya deru AC kamar tertutup oleh bunyi degup jantung kami berdua yang entah apa maknanya, sementara pesawat TV telah lama mati dan di luar suasana terik membelai dedaunan yang terpaku diam di ranting, tak bergerak. Kenji menatap lekat dan beringsut mendekat. Rambutnya menghalangi sebagian pandanganku bersamaan dengan aroma Gucci Envy-nya yang pelan menonjok indera penciumanku. Aku membalas rangkulannya dengan mendekap punggung yang halus dan hangat yang mengalirkan setrum nikmat yang berpusar dahsyat di rongga dada.
"Let's take shower dear", desah nafas Kenji terasa hangat menggelitik telingaku.

Aku menggeliat kegelian yang membuat Kenji mencaplok telinga kiriku dengan gigitan. Aku menjerit kaget dan mengejar Kenji yang lebih dahulu lari menuju bathroom. Tanganku sempat menggapai short yang dipakai Kenji membuat tubuhnya oleng. Kenji ngakak sembari melucuti short yang tertarik tanganku dan melompat ke dalam bathroom dengan string brief-nya. Belum sempat aku melayangkan short di tanganku ke muka Kenji, dia menjulurkan tangan keluar dan mematikan saklar bathroom sembari meleletkan lidah dengan mimik lucu. Aku jadi batal menimpuk dan diam di depan pintu melihat Kenji yang sedang menyalakan lilin beraroma dan.. menarik aku setangah keras ke dalam Bathroom dan.. tentu saja berdesak-desakan dalam temaramnya lilin menunggu bathtube yang baru diisi.. hahh?? Selanjutnya..? Maaf, tidak sopan diceritakan disini:p

****************

Narita, 2 Agustus 2002

Morning Call jam 7:00 membangunkan aku yang benar-benar "sleep like a baby". Tangan dan bagian atas badan yang tidak tertutup selimut serasa beku. Suasana kamar terasa lebih dingin. Kemarin masih ada Kenji dan berbaring bersisihan memberikan kenyamanan tersendiri. Kulitnya yang hangat kenyal dan halus begitu menggairahkan bila bersentuhan. Aku berbalik menelungkup seolah menyerap semua kehangatan yang telah tersedot matras yang kembali dingin. Semalam jam 21:30 waktu Chiba, aku mengantar Kenji ke Chiba Station yang hanya berjarak 10 minutes jalan kaki dari Holiday Inn Tobu, Narita. Dari sana Kenji menggunakan East Japan Railway Line ke Tokyo.

Aku lalu menyalakan radio KSK yang nyerocos English dengan fasih dan beralun perlahan nada-nada indah "As Tears go by" – Rolling Stones. Hmm.. cukup berpotensi untuk membuatku sentimental lagi. Sehabis mandi, aku langsung breakfast dan bingung dengan schedule yang belum terisi sepanjang pagi dan siang ini. Pagi ini kami punya waktu lowong yang cukup panjang karena peserta dari China baru akan tiba jam 16:20 nanti di Narita.Setelah mereka tiba di Holiday Inn dan beristirahat sejenak, baru semua kami peserta seminar dari 5 negara (China, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Philippines) akan diboyong ke markas OVTA (Overseas Vocational Training Association) di 1-1, Hibino Mihama-ku, Chiba, 261-0021.

Bersambung . . . .