Sesama Pria
Thursday, 7 January 2010
Kenikmatan dan kesengsaraan - 2
Aku memutuskan untuk bicara baik baik dengan dia, "Mas, tolong donk, balikkin KTP dan foto yang Mas ambil tadi, aku enggak akan cerita ke siapa siapa, dan aku berjanji akan selalu siap kalau Mas mau main sama aku"
Sambil tersenyum, "Kamu pulang saja, besok datang lagi ke sini, jangan sampai kamu buat aku marah lagi, sono."
Tanpa bisa berbuat apa-apa, aku keluar dari rumahnya, dengan perasaan kacau dan enggak tahu harus berbuat apa, aku manggil taksi yang kebetulan lewat dan langsung pulang. Sesampai di rumah, aku langsung ke kamar.. Rebahan.. Badan aku terasa sakit sekali, begitupula bool aku.. Perasaan aku sangat kacau sekali, aku enggak pernah ngalamin masalah begini, aku sangat takut dan enggak tahu harus berbuat apa. Dengan pikiran kalut dan kacau, akhirnya aku ketiduran..
Tiba tiba aku terbangun dan secara refleks melihat jam (sudah kebiasaan).. Gile.. Ternyata sudah jam 7.30.. aku kaget, langsung saja aku bangun terus cuci muka, gosok gigi dan mandi seadanya, aku harus buru-buru karena hari ini aku harus nyerahin laporan buat atasan aku.
Setelah siap, aku langsung naik bus, yang untungnya kebetulan lewat tanpa harus menunggu. aku nyampe di kantor sekitar jam 8 lewat beberapa menit. Tanpa memikirkan macam-macam aku langsung nekan tombol lift dan menunggu. Tiba-tiba ada seseorang menepok punggung aku dari belakang dan segera noleh ke belakang. Gile.. aku kaget banget, ternyata yang nepok aku itu cowok yang kemaren menyiksa aku!! Saking kagetnya aku enggak bisa ngomong apa-apa .
Sambil tersenyum tanpa dosa, "Pagi, kok keliatannya kusut banget hari ini, sini deh bentar, aku mau bicara"
Aku langsung ditariknya pergi dan berhenti di tempat yang sepi
"Oy, jangan bengong gitu donk, kaget ya liat aku disini? Aku juga kerja di gedung ini kok, cuma kita beda lantai, kamu di lantai 18 kan? Aku di lantai 19, aku tuh sudah lama perhatiin kamu, cuma kamu doank yang enggak nyadar, Anyway, aku mau kamu nunggu aku disini pas jam makan siang, dan jangan sampai telat ok? kalau telat ato enggak datang, kamu tahu donk konsekuensinya"
Deg.. Jantung aku langsung kayak berhenti saja, beban pikiran yang kemaren langsung kembali menyerbu aku, tapi karena aku sudah telat dan bisa dimarahin atasan aku, aku terpaksa harus menyingkirkan terlebih dahulu semua itu. Sesampai di kantor, ternyata atasan aku sudah menunggu di meja aku, dan aku sempat ditegor karena telat, untungnya seh enggak parah-parah amat.
Setelah semua urusan diserahkan kepada atasan aku dan mereka sudah memulai rapatnya, aku sudah agak lowong dan enggak ada kerjaan. aku cuma bisa duduk.. Termenung dan memikirkan kembali apa yang terjadi kemaren malam dan tadi pagi dengan seksama. Akhirnya aku menyadari kalau aku nih di posisi yang sangat bahaya. Dia mempunyai sesuatu yang bisa membuat aku melakukan apa yang dia mau. Semua beban pikiran ini benar-benar membuat aku down dan ingin membicarakan dengan seseorang untuk mencari jalan keluar, tapi itu tentunya tidak mungkin. Tapi nggak tahu kenapa, kejadian tersebut membuat penis aku ngaceng!! Aku sebenarnya malu akan diri aku sendiri dan bertanya-tanya, kenapa aku bisa mempunyai perasaan itu, padahal hidup aku dalam bahaya.
Tanpa sadar, pintu meeting room terbuka dan para atasan mulai keluar satu persatu, ternyata sudah jam makan siang, dan ketakutan aku juga semakin menggila. aku harus ketemu dengan dia atau dia akan melakukan hal-hal yang akan membuat aku malu seumur hidup!! Segera aku turun ke lobi utama dan menunggu di tempat yang ditentukan, ternyata dia belum datang juga. Sambil pasrah dan nyandar di dinding, tiba-tiba aku dipanggil sama seseorang.
"Halo, gimana pekerjaan kamu? baik-baik saja?" Sapanya ramah seakan-akan tidak ada masalah apa-apa.
"Baik, ada apa nyari aku, tolong ktp en klise nya balikin ke aku donk," jawab aku agak ketus.
Dengan mendekatkan ke telinga aku, dia berbicara dengan suara pelan, "Wa wa wa.. Jangan emosian gitu donk, kan kemaren aku sudah bilang dengan sangat jelas, aku enggak suka ngulang-ngulang apa yang aku bicarakan, jadi ini untuk yang terakhir kali nya aku bilang, kamu itu adalah budak aku, aku mau ngapain, kamu harus nurut, kalau nggak, kamu sendiri bisa membayangkan akibatnya, gimana kalau tiba tiba di kantor kamu terdapat foto-foto kemaren? Atau bahkan tetangga tetangga kamu? Atau orang tua kamu? Dan ingat, KTP kamu ada di tangan aku"
Mendengar dia ngomong begitu, penis aku langsung ngaceng! aku merasa sangat biadab dalam hal ini.. Bagaimana aku bisa mempunyai perasaan seperti ini pada situasi begini.
"Ayo, kita ke WC lantai 5, disana sepi, cuma ada 1 kantor, itupun lagi diservice, jadi praktis enggak ada orang"
"Ha? ngapain Mas?" jawab aku agak takut
"Emang mau ngapain lagi??"
"Tapi Mas, ini kan di kantor, berbahaya sekali Mas, tolong donk Mas, ntar malam saja Mas ya"
"Hey, kamu tuh sadar enggak seh posisi kamu sekarang? sudah jangan banyak omong, ikutin aku, atau kamu akan menyesal"
Dengan perasaan berat dan sekaligus"turn on" aku mengikuti dia. Sampai di Lt 5, dia langsung menuju ke WC, ternyata benar kata dia, di sana emang sepi dan enggak ada orang sama sekali, Dia langsung masuk ke toiletnya, dan menyuruh aku masuk, kemudian dia duduk di toilet, dan suruh aku kunci pintunya dan jongkok di depan aku, karena toiletnya agak sempit, jadi aku deket banget ke penisnya yang tercetak dengan jelas dari balik celana kerjanya, begitu juga penis aku yang sudah ngaceng abis!
"Tunggu apa lagi? buka dan isep"
Aku mengikuti apa yang diperintahkannya, aku buka reslteing celananya dan celana dalamnya, kecium bau penis yang sangat pekat sehingga membuat aku seperti ingin muntah. Dia melihat sikap aku dan bilang,
"Kenapa? Enggak suka baunya? Aku sengaja enggak cuci penis aku sejak kemaren malam, khusus buat kamu, seharusnya kamu berterima kasih, sudah enggak usah banyak tingkah, buka kulupnya dan bersiin, itu sudah menjadi tugas kamu setiap hari, jadi sebaiknya kamu biasakan diri kamu"
Sambil menahan nafas, aku buka kulupnya dan keliatan kepala penisnya yang agak keriput dan banyak smegma dan berlendir, aku dekatkan mulut aku yang terbuka dengan ragu ragu dan menahan mules di perut aku. Tiba-tiba dia memegang belakang kepala aku dan langsung disodokkannya penisnya ke muka aku, rasa asin dan baunya ya.. Teman teman tahu sendiri bau penis. Lama-kelamaan aku terangsang juga dengan baunya, aku jilatin lubang kencingnya dan kulupnya, aku sedot dan dia keenakan. Dia menyodok penisnya ke dalam mulut aku sampai ke tenggorakan aku sehingga membuat aku tercekik. Dilakukannya hampir 15 menit, kemudian aku didorongnya sampai terduduk jatuh dan menabrak pintu
Dia berdiri dan membuka celana aku dengan agak kasar, aku sangat takut dia membuatnya robek, jadi aku buka sendiri ikat pinggang dan celana dalam aku. aku disuruh jongkok rapat ke toilet duduknya dan dia juga jongkok di belakang aku. Tanpa banyak bicara dia langsung nyodok penisnya ke lubang aku. Rasanya sakit sekali dan perih, dia tidak memakai pelumas, ataupun ludah, jadinya seret dan bekas sakit kemaren masih ada.
Dengan kesakitan yang luar biasa, sangatlah membingungkan karena penis aku ngaceng banget! DIa ngefuck aku dengan kasar, dibukanya tempat duduk toilet di depan aku dan dengan cepat kepala aku didorongnya masuk ke lubang toilet!! aku enggak tahu apakah toiletnya bersih atau tidak, aku kaget, mulut dan hidung aku semuanya kemasukan air. Tanpa rasa kasihan rambut aku dijambak kemudian kepala aku diangkat dan dimasukkan kembali ke dalam toilet untuk beberapa kali, sedangkan sodokan penisnya semakin cepat dan keras.
Setelah beberapa menit dalam posisi itu, akhirnya aku merasakan sodokannya semakin dalam dan akhrinya aku merasakan semprotan sperma hangat di dalam lubang aku. Kemudian rambut aku dijambak dan kepala aku diangkat, aku megap megap bernafas, kemudian aku merasakan lubang aku dipenuhi oleh air kencingnya yang hangat. Buru-buru aku nahan otot anusku biar enggak berantakan dan mengotori celanaku.
Setelah selesai, dia mencabut penisnya, perut aku mules banget, dan aku langsung duduk di toilet ingin membuang air kencing di dalam perut aku. Tapi tangan aku ditahan sama dia dan ditamparnya sekali.
"Hey, apa aku bilang kamu boleh melakukan itu? Kamu lhiat penis aku? Coba kamu bilang ke aku apa yang kamu liat! Cepet!"
Muka aku ditamparnya sekali lagi dengan keras. Dengan ketakutan aku liat penisnya dia, "Masih ngaceng Mas"
Tiba-tiba perut aku ditonjok dan aku enggak bisa nahan otot anus aku dan sedikit air kencingnya keluar dari lubang aku, sehingga mengalir turun ke paha aku, coklat dan bau..
"Liat yang jelas dan katakan persis apa yang kamu liat, atao aku tonjok lagi dan kencing aku pasti keluar dan berantakan semua"
Aku melihat sekali lagi dengan jelas, "Penis Mas masih ngaceng, kulupnya setengah terbuka, berlendir, basah dan agak kecoklatan"
"Kamu tahu artinya apa??"
Tiba-tiba aku sadar apa yang dia maksud, "Maaf Mas, hari ini aku bangun kesiangan, tidak sempat membersihkan lubang aku, maaf Mas"
"Aku bodo amat sama alasan kamu, dan sebenarnya enggak masalah bagi aku, soalnya kamu juga yang akan bersiin kotoran yang kamu buat itu"
Dia langsung jongkok di toilet duduk dan aku didorong sampai jongkok pas di depan penisnya dia.
"Nah sekarang, lakukan tugasmu"
Karena perut aku mules dan hampir enggak bisa ditahan lagi, akhirnya dengan enggan aku jilat dan isepin penisnya yang kotor itu.
"Jilatin yang bersih, aku enggak mau ada kotoran apapun setelah itu, dan aku liat, kamu juga seneng kan diperlakukan begitu, buktinya penis kamu tuh ngaceng en basah banget tuh, kamu tuh emang suka dipelalukan sebagai budak, dan kamu harus berterimakasih sama aku karena itu!"
Penisnya rasanya asin dan pahit dan yang pasti bau, perasaan ingin muntah mual sekaligus horny semua bercampur jadi satu. Pas aku lagi isepin penisnya, tiba tiba kecium bau tai yang amat sangat, dan tanpa sadar, ada sesuatu yang jatuh ke dalam toilet dan airnya muncrat mengenai mulut dan bibir aku selagi aku isep penisnya dia!!
Secara refleks aku langsung menarik muka aku dari penisnya dia tapi ditahan sama tangan dia.
"Kenapa sih kamu takut amat, aku bukannya beol di muka kamu kok, lagian kamu juga sudah 2 kali nyicipin sisa sisa tai dari lubang kamu sendiri" Sambil bicara begitu, dia tetap melakukan kegiatannya itu sehingga aku benar benar mual.
Setelah dia selesai, aku didorongnya sampai terduduk dan diambilnya tissue dan dilap sampai bersih, kemudian dia turun dari toiletnya, dengan tak tertahankan, aku langsung muntah di toilet dan terlihat banyak hasil kegiatan dia tadi. Dia tertawa pelan melihat kelakukan aku.
Setelah muntah dengan sepuas puasanya, aku langsung duduk dan mengeluarkan semua isi perut aku yang mules. Anehnya, setelah semua yang aku alami, penis aku masih ngaceng berat!! Dia kemudian jongkok di depan aku, dan dikocoknya penis aku dengan kasar, rasanya nikmat sekali.. Cuma dikocok semenitan, penis aku sudah keluar kemudian, dengan cepat celana dalam aku diambil dan ditampung sperma aku yang keluar dari penis.
"Ayo sekarang lap rambut kamu en muka kamu pake celana dalam ini, apa kamu mau teman kerja kamu nanya kamu kenapa bisa basah seperti itu"
"Tapi Mas, itu kan sudah kena sperma aku"
"Jangan berani membantah aku, pake ini!"
Kemudian aku dengan terpaksa melap muka dan rambut aku dengan celana dalam bagian pantat karena hanya bagian itu saja yang masih kering.
"Ok, sudah, sekarang kamu pake kembali celana dalam kamu, en entar malam kita pulang bareng. Hari ini jumat, jadi kamu nginep di rumah aku! Ayo jangan kayak cewek berlama lamaan berpakaian"
"Tapi Mas, celana dalam ini kan sudah kotor dan bau, nanti teman teman aku pasti tercium baunya Mas" kata aku dengan perasaan takut dan hampir nangis.
"Ah, kalau teman kamu nyadar, itu bukan urusan aku, dan ingat posisi kamu, pokoknya aku mau kamu pake itu sekarang dalam 5 menit dan aku tunggu di luar" Kemudian dia keluar dari WC dan menutup pintunya.
Dengan cepat aku ngambil tissue dan berusaha membersihkan celana dalam aku (walaupun aku tahu itu tidak akan memecahkan masalah), kemudian aku merapikan pakaian aku dan berkumur dengan cepat di wastafel WC. Celana aku agak lembab dan agak tercetak basah sesuai bentuk celana dalam aku. Untung celana yang aku pake hari ini tidak ngepas, sehingga tidak memperparah keadaan.
Aku keluar dari WC dan ternyata dia sudah menunggu. Ditatapnya aku kemudia diliriknya celana aku, dia tersenyum puas melihat keadaan celana aku.
"Inget sore ini aku tunggu di tempat pertama kita ketemu"
Kemudian lift terbuka dan dia langsung masuk dan menutup lift tanpa menunggu aku. Aku berdiri sendirian, bingung atas yang baru terjadi.. Dan apa yang akan terjadi dengan teman temanku yang dikantor dan malam di rumahnya..
Tamat