Sesama Pria
Thursday, 7 January 2010
KM Bukit Siguntang - 3
Batang kontol Bang Ali kudirikan tegak hingga menempel ke perutnya, ujung kontolnya mencapai pusarnya, begitu panjangnya, dugaanku sekitar 19 senti, sangat jauh dibandingkan panjang kontolku yang cuma 15 senti dari pangkalnya. Aku menjilati kantong biji totong Bang Ali yang kendor ke bawah seperti karet yang di sekitarnya jembut-jumbut tumbuh, jarang dan panjang. Biji totongnya menjadi sasaran jilatanku berikutnya dan menelannya satu persatu sebelum menelannya secara bersamaan, kedua biji totongnya kutelan dan kutarik-tarik dengan mulutku. Mulutku menggembung, membesar penuh dengan biji kontolnya, tanganku mengelus-elus jembut-jembut di sekitar selangkangannya dekat dengan lubang pantatnya. Laki-laki ini mempunyai bulu banyak dan lebat.
Bang Ali menyerahkan batang kontolnya kembali ke dalam mulutku dan aku langsung menghisapnya, masuk ke dalam mulutku dan menikmati kembali kontolnya, menggerakkan kepalaku ke depan dan ke belakang dengan cepat, mengocok kontol Bang Ali kembali dengan mulutku, memompanya dan gerakan maju mundur pantat Bang Ali semakin cepat pula.
Desahan Bang Ali terus kudengar dan ucapan-ucapan enak, nikmat, geli dan lagi sering diulang-ulangnya. Laki-laki tersebut merasakan permainanku, baru tahu rasa dia. Aku memang ahlinya.
Bang Ali menghentikan gerakannya, mendesah panjang bersamaan kakinya yang mengejang, perutnya kembang kempis. Aku menatapnya yang menengadahkan kepalanya ke atas dengan mata terpejam dan aku merasakan mulutku yang dibanjiri dengan air maninya yang banyak keluar dan kental. Perlahan aku mengeluarkan batang kontolnya yang basah dan menjilati tetesan mani yang keluar dari lubang kencingnya.
Bang Ali memperhatikan permainanku dan laki-laki tersebut mengulurkan tangannya, menarik lenganku, memuji permainanku dan langsung melumat bibirku kembali, mencumbuinya, menciuminya, akhh.. laki-laki tersebut merapatkan tubuhku ke dinding, membalikkan badanku, mengatur posisi badanku, pantatku sedikit naik ke atas. Bang Ali memukul pantatku dan meremas-remasnya.
"Pantat yang bagus", ucapnya dan melanjutkan permainannya menggesekkan batang kontolnya pada belahan pantatku.
Batang kontolnya sedikit demi sedikit masuk ke dalam lubang pantatku. Laki-laki tersebut mendesah dan menarik nafas panjang saat kontolnya menjeblos tepat pada lubang pantatku. Bang Ali menekan pantatnya, Bless..! Batang kontolnya tenggelam ke dalam lubang pantatku.
"Akh..! Enak.." ucapnya beberapa kali.
"Buritmu membetot batang totong Abang", bisiknya.
"Akhh..! Sempit.. Begitu sempit", lanjutnya kemudian.
Lidahnya menjilati leherku, telingaku dan menjulur ke arah mulutku, akupun mengeluarkan lidahku menyambut lidahnya dan lidah kami saling menjilat. Bang Ali menggerak-gerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah, kami masih tetap bercumbu sementara tangan Bang Ali sesekali mengocok kontolku. Bulu-bulu dadanya terasa menggelikan saat menyapu punggungku. Sesekali laki-laki tersebut memompa pantatku dengan cepat hingga tubuhku maju mundur, laki-laki tersebut menyodok-nyodok lubang pantatku dengan gerakan cepat dan kemudian memperlambat gerakannya kembali. Aku menikmatinya, mendengar suara desah nafasnya yang keluar menahan puncak kenikmatan yang akan dia rasakan.
Gerakan pantat Bang Ali semakin lambat dan berhenti kemudian membalikkan tubuhku, menggendongku, sebagaimana posisi seperti orang Bangladesh yang pernah melakukannya kepada Bang Ali dan kini Bang Ali mempraktekkannya dengan tubuhku. Tubuhnya yang besar dan berotot dengan mudah mengangkat badanku yang beratnya hanya 56 kg. Tubuhku naik turun diayun Bang Ali. Akhh.. Sensasi permainan yang luar biasa dan belum pernah aku lakukan sebelumnya. Bang Ali menurunkan tubuhku kembali dan pada posisi semula dengan tempat yang berbeda. Aku berpegangan pada pipa keran shower, dari belakang Bang Ali terus menghunjamkan batang kontolnya ke dalam lubang pantatku. Aku memutar keran, sehingga dari pancuran shower seperti air hujan gerimis menyirami pantatku, tepat dimana kontol Bang Ali menyodomi buritku.
Bang Ali menghentikan gerakannya sejenak dan memutar keran di sebelah kirinya, merasakan campuran air dingin dan panas yang tumpah dan sedikit hangat. Bang Ali kembali menggerakkan pantatnya maju mundur ditambah lagi air hangat yang menyirami pangkal kontolnya dan pantatku sehingga sensasi permainan kami semakin luar biasa, Bang Ali tambah bersemangat, demikian juga aku. Sesekali Bang ali menghentikan gerakannya untuk mencumbuiku, menciumiku dan membisikan kata-kata yang memacu semangatku, yang membuatku semakin bergairah pada laki-laki tersebut.
"Enak.. Sayang, nikmat.. Geli.. Akhh..", ucapnya setelah mencumbui bibirku.
"Kamu suka dengan Abang khan? Kamu sayang dengan Abang?" Aku mengangguk.
Bang Ali semakin mempercepat goyangan pantatnya, memompa pantatku, kenikmatan dan kegelian yang dia rasakan membuat gerakannya semakin cepat dan cepat, sehingga tubuhku maju mundur.
Laki-laki tersebut meremas kontolku dengan erat saat menghentikan permainannya, mendesah dengan keras, menikmati puncak kenikmatan yang dia rasakan. Bang Ali memegang perutku dan mengangkat tubuhku hingga kami sama-sama berdiri tegak, laki-laki tersebut langsung menjilati telingaku, sementara aku terus mengocok-ngocok kontolku, menikmati kegelian dan memaksa puncak kenikmatan agar air maniku muncrat keluar. Bang Ali mengambil alih kontolku, laki-laki tersebut mengocok-ngocok kontolku dengan cepat, hingga akkhh.. akupun menikmati puncak kenikmatanku. Air maniku tumpah, tangan Bang Ali belepotan dengan air maniku, kami saling berpandangan dan bercumbu kembali.
Kami keluar dari kamar mandi tersebut setelah membersihkan tubuh kami, aku menyabuni badan Bang Ali demikian juga Bang Ali melakukan hal sama pada tubuhku. Aku mengajaknya kembali untuk meraih puncak kenikmatan bersama-sama di dalam kamarku, laki-laki tersebut bersedia, kami betul-betul belum begitu puas dan akan mengakhiri detik-detik malam ini sampai pagi menjelang. Kami berharap-harap cemas saat memasuki kamarku agar penumpang sekamarku tidak merasa terganggu dengan permainan kami.
"Peduli amat dengan dia", ucap Bang Ali.
Jika permainan kami ketahuan, tidak enak juga dengan laki-laki separuh baya yang menjadi teman sekamarku. Tirai kamar sebagai pemisah ranjang yang ditempati penumpang sekamarku dengan ranjangku langsung kusingkapkan hingga menutupi ranjangku. Aku kembali menelanjangi Bang Ali demikian juga pakaianku. Kontol Bang Ali aku tarik, kontolnya yang masih tertidur sangat menggairahkanku, aku duduk di sisi ranjang sementara Bang Ali berdiri di depanku.
Kontolnya yang berada di depanku langsung kusambut dengan mulutku dan menyedotnya masuk ke dalam, mengocok-ngocok batang kontol laki-laki tersebut hingga kurasakan batang kontol Bang Ali semakin membesar, memanjang dan mengeras. Mulutku terus mengocok-ngocok batang kontol Bang Ali sambil memandanginya. Bang Ali menonton permainanku dan desahan-desahan kenikmatannya semakin jelas terdengar.
"Yah.. Yah.. Teruskan.. Teruskan..", ucapnya memberi semangat kepadaku.
Batang kontol Bang Ali kukeluarkan dan memintanya untuk menyodomiku kembali, laki-laki tersebut juga sudah tidak sabar untuk melakukannya. Di atas ranjang yang sebenarnya hanya untuk satu orang, yah terpaksa kami berhimpitan. Bang Ali menyodomi lubang pantatku dari samping, sementara kakiku sudah ditahan ke atas dengan lututnya.
"Akhh.. Lagi.. Lagi Bang, teruskan", bisikku memberi semangat kepadanya.
Bang Ali terus menyodok-nyodok lubang pantatku dengan batang kontolnya. Beberapa lama dia melakukannya dengan posisi begitu dan Bang Ali meminta posisi baru, mengatur tubuhku, menelungkupkan badanku dan mengganjal selangkanganku dengan bantal sehingga pantatku sedikit tinggi dengan badanku yang lain. Bang Ali langsung menaiki badanku, menggesek-gesekan batang kontolnya di belahan pantatku, kemudian dengan cepat laki-laki tersebut memasukan batang kontolnya ke dalam lubang pantatku dan menekan pantatnya sehingga batang kontolnya masuk lebih dalam lagi ke dalam buritku.
Bang Ali menggerakkan pantatnya maju mundur, ke samping kiri dan kanan sambil desahannya terus keluar dari mulutnya. Kegelian dan kenikmatan yang semakin nyata dia rasakan membuat gerakannya semakin cepat dan cepat, hingga Bang Ali tidak mampu lagi untuk menahan air maninya keluar, saat itu pula laki-laki tersebut mendesah panjang, tubuhnya mengejang, kakinya bergesekan dengan kakiku. Bang Ali mencumbuku kembali dan aku membalas cumbuannya juga.
Akhh.. Permainan liar bersama laki-laki jantan yang aku temukan di kapal Bukit Siguntang ini. Bang Ali keluar meninggalkanku sendiri yang lemas bercampur bahagia. Aku sudah tidak mengingat apa-apa lagi, aku tertidur pulas di ranjang, hingga aku sadar dan membuka mataku saat mendengar suara yang samar-samar dan aku merasakan beberapa kali tubuhku diguncang dan ternyata aku melihat Bang Ali sudah berdiri di depanku, batang kontolnya sudah menempel di bibirku. Laki-laki tersebut tersenyum.
"Abang pukul-pukul mulut kamu dengan kontol Abang, tapi kamu tidak bangun juga"
Aku langsung meraih batang kontol Bang Ali dan kembali mulutku merasakan kekenyalan batang kontolnya. Bang Ali mengajakku untuk ngentot lagi, dan kami melakukannya kembali di kamar mandi yang sama siang itu, meraih kepuasan di saat detik-detik perpisahan kami. Pada pukul empat kapal akan bersandar di pelabuhan Tanjung Priok dan kami masih tetap bermain di kamar mandi 30 menit sebelum bersandarnya kapal.
Aku tidak menemukan Bang Ali lagi saat kakiku menginjak kantor pelabuhan Tanjung Priok. Mama sudah terlihat berteriak-teriak memanggilku dari pintu penjemputan.
Akhh.. Betul-betul memuaskan dan mengasyikkan perjalananku tahun ini, aku tersenyum dengan rasa puas..
Tamat